Resensi Buku Novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata
Resensi Buku Novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata
• Identitas novel
Judul : Sang Pemimpi
Penulis : Andrea Hirata
Penerbit : PT Bentang Pustaka
Halaman : x + 292 halaman; 20,5 cm
Text : Bahasa Indonesia
ISBN : 979-3062-92-4
• Sinopsis
Novel ini menceritakan tentang perjuangan tiga orang laki-laki yang telah lulus SMP, melanjutkan belajar ke SMA yang bukan Main (SMA unggulan). Disinilah perjuangan dan cita-cita ketiga laki-laki ini dimulai yakni Ikal, Arai, dan Jimron.
Ikal adalah salah satu anggota dari Laskar Pelangi dan Arai adalah saudara sepupu Ikal,yang telah menjadi anak yatim piatu sejak kelas Tiga SD dan tinggal dirumah Ikal,serta Jimron adalah anak angkat dari seorang pendeta yang baik hati dan tidak memaaksakan keyakinan Jimron
Ikal dan Arai adalah murid yang pintar di sekolahnya sedangjan Jimron hanya murid yang tidak terlalu pandai,dia hanya menduduki peringkat 78 dari 160 siswa sedangkan Ikal dan Arai selalu menduduki peringkat 5 dan 3 besar
Arai dan Ikal memiliki mimpi yang tinggi yaitu melanjutkan pendidikan di Sorbonne, Perancis. Mereka kagum terhadap kota itu karena gurunya guru mereka selalu menceritakan betapa hebatnya pendidikan disana
Mereka berdua berjuang keras demi meraih mimpinya itu,terbukti mereka rela menjadi kuli ngambat sebelum merka pergi kesekolah, dari hasil mereka bekerja , uang hasil kerja mereka sebagian ditabung dan sebagian untuk kebutuhan hidup
Setelah lulus SMA, Arai dan Ikal merantau keJawa, lebih tepatnya Bogor, sedangkan Jimbron lebih memilih untuk bekerja menjadi peternak kuda di Belitong. Ia menghadiahkan celengan kuda miliknya yang berisi tabungan selama ini kepada Arai dan Ikal
Jimbron yakin kalau Arai dan Ikal akan sampai ke Perancis ,maka jiwanya pun akan ikut bersama mereka. Berbulan-bulan menganggur dibogor ,mencari pekerjaan untuk bertahan hidup sangat susah sekali. Akhirnya Ikal mendapat pekerjaan sebagai tukang pos dan Arai memutuskan untuk merantau ke Kalimantan
Tahun selanjutnya , Ikal memutuskan untuk kuliah disalah satu kampus Ekonomi UI, setelah lulus dan bergelar S-1 , ada lowongan untuk beasiswa S-2 ke Eropa . Dari sekian banyak pesaing, ia dapat menyingkirkannya dan akhirnya sampailah dia ke pertandingan untuk memperebutkan 15 besar
Pada saat wawancara datang ,tak disangka professor pengujinya begitu terpukau dengan proposal riset yang diajukan Ikal,walaupun hanya berlatang belakang sarjana ekonomi yang hanya bekerja sebagai tukang pos, hasil tulisannya begitu luar biasa
Arai ikut serta dalam acara tersebut .Bertahun-tahun tanpa kabar berita akhirnya Arai dan Ikal bertemu dalam Forum yang sangat terhomat itu,ternyata Arai Kuliah di Universitas Mulawarman daan mengambil Jurusan Biologi
Akhirnya sampai juga pada momen mereka pulang kampung ke Belitong , Ketika Surat Pemberitahuan penerimaan Beasiswa di Eropa datang, Arai dan Ikal pun sangat gelisah, lalu ketika mereka membuka surat itu kabar bahagia datang , mereka berdua diterima di Universitas yang selama ini Mereka Idamkan, yaitu Universitas di Sorbanne,Perancis. Namun hal ini bukanlah Akhir dari perjuangan mereka , tapi disinilah awal perjuangan yang lebih keras dari mimpi-mimpi mereka selama ini.
• Kelebihan dan Kekurangan
1.Kelebihan
Kisah yang sangat inspiratif , dapat memotivasi anak muda masa kini, bahasa yang digunakan tidak berbelit-belit dan mudah dimengerti,memiliki alur yang apik dan cerdas
2.Kelemahan
Pada novel ini terdapat kelemahan yaitu terletak pada glosarium yang terlau banyak sehingga mempersulit pembaca
• Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik
1) Unsur Intrinsik
=>Tema
Tema yang tersirat dalam novel Sang Pemimpi ini tak lain adalah “persahabatan dan perjuangan dalam mengarungi kehidupan serta kepercayaan terhadap kekuatan sebuah mimpi atau pengharapan”. Hal itu dapat dibuktikan dari penceritaan per kalimatnya dimana penulis berusaha menggambarkan begitu besarnya kekuatan mimpi sehingga dapat membawa seseorang menerjang kerasnya kehidupan dan batas kemustahilan.
=> Latar
Dalam novel ini disebutkan latarnya yaitu di Pulau Magai Balitong, los pasar dan dermaga pelabuhan, di gedung bioskop, di sekolah SMA Negeri Bukan Main, terminal Bogor, dan Pulau Kalimantan. Waktu yang digunakan pagi, siang, sore, dan malam. Latar nuansanya lebih berbau melayu dan gejolak remaja yang diselimuti impian-impian.
=> Penokohan dan Perwatakan
Ikal : baik hati, optimistis, pantang menyerah, penyuka Bang Rhoma
Arai : pintar, penuh inspirasi/ide baru, gigih, rajin, pantang menyerah
Jimbron : polos, gagap bicara, baik, sangat antusias padakuda
Pak Balia : baik, bijaksana, pintar
Pak Mustar : galak, pemarah, berjiwa keras
Ibu Ikal: baik, penuh kasih sayang
Ayah Ikal : pendiam, sabar, penuh kasih sayang, bijaksana Dan tokoh lain Mahader, A Kiun, Pak Cik Basman, Taikong
Hanim, Capo, Bang Zaitun, Pendeta Geovanny, Mak cik dan
Laksmi adalah tokoh pendukung dalam novel ini.
=> Alur
Dalam novel ini menggunakan alur gabungan (alur maju dan mundur). Alur maju ketika pengarang menceritakan dari mulai kecil sampai dewasa dan alur mundur ketika menceritakan peristiwa waktu kecil pada saat sekarang/dewasa.
=> Gaya Penulisan
Gaya penceritaan novel ini sangat sempurna. Yaitu kecerdasan kata-kata dan kelembutan bahasa puitis berpadu tanpa ada unsur repetitif yang membosankan. Setiap katanya mengandung kekayaan bahasa sekaligus makna apik dibalik tiap-tiap katanya. Selain itu, Novel ini ditulis dengan gaya realis bertabur metafora, penyampaian cerita yang cerdas dan
menyentuh, penuh inspirasi dan imajinasi. Komikal dan banyak mengandung letupan intelegensi yang kuat sehingga pembaca tanpa disadari masuk dalam kisah dan karakter-karakter yang ada dalam novel Sang Pemimpi.
=> Amanat
Amanat yang disampaikan dalam Sang Pemimpi ini adalah jangan berhenti bermimpi. Hal itu sangat jelas pada tiap-tiap subbabnya. Yang pada prinsipnya manusia tidak akan pernah
bisa untuk lepas dari sebuah mimpi dan keinginan besar dalam hidupnya. Hal itu secara jelas digambarkan penulis dalam novel ini dengan maksud memberikan titik terang kepada manusia yang mempunyai mimpi besar namun terganjal oleh segala keterbatasan.
=> Sudut Pandang
Sudut pandang novel ini yaitu “orang pertama” (akuan). Dimana penulis memposisikan dirinya sebagai tokoh Ikal dalam cerita.
2) Unsur Ekstrinsik
=> Nilai Moral
Nilai moral pada novel ini sangat kental. Sifat-sifat yang tergambar menunjukkan rasa humanis yang terang dalam diri seorang remaja tanggung dalam menyikapi kerasnya kehidupan. Di sini, tokoh utama digambarkan sebagai sosok remaja yang mempunyai perangai yang baik dan rasa setia kawan yang tinggi.
=> Nilai Sosial
Ditinjau dari nilai sosialnya, novel ini begitu kaya akan nilai sosial. Hal itu dibuktikan rasa setia kawan yang begitu tinggi antara tokoh Ikal, Arai, dan Jimbron. Masing-masing saling mendukung dan membantu antara satu dengan yang lain dalam mewujudkan impian-impian mereka sekalipun hampir mencapai batas kemustahilan. Dengan didasari rasa gotong royong yang tinggi sebagai orang Belitong, dalam keadaan kekurangan pun masih dapat saling membantu satu sama lain.
=> Nilai Adat istiadat
Nilai adat di sini juga begitu kental terasa. Adat kebiasaan pada sekolah tradisional yang masih mengharuskan siswanya mencium tangan kepada gurunya, ataupun mata pencaharian warga yang sangat keras dan kasar yaitu sebagai kuli tambang
timah tergambar jelas di novel ini. Sehingga menambah khazanah budaya yang lebih Indonesia.
=> Nilai Agama
Nilai agama pada novel ini juga secara jelas tergambar. Terutama pada bagian-bagian dimana ketiga tokoh ini belajar dalam sebuah pondok pesantren. Banyak aturan-aturan islam dan petuah-petuah Taikong (kyai) yang begitu hormat mereka patuhi. Hal itu juga yang membuat novel ini begitu kaya.
http://uny.ac.id/
Komentar
Posting Komentar